Menkeu Beberkan Sektor Keuangan Indonesia, Tertinggal di Asean 5

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani. (Sariagri/Antara)

Editor: Yoyok - Kamis, 10 November 2022 | 14:15 WIB

Sariagri - Sektor keuangan Indonesia menjadi yang paling dangkal atau tertinggal di antara negara-negara Asean 5. Kondisi ini terlihat dari sejumlah indikator terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Investasi, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Hukum dan HAM pada Kamis (10/11/2022). 

Rapat itu membahas pengantar Rancangan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU PPSK) atau omnibus law keuangan.  

Menkeu menyebut dari berbagai indikator sektor keuangan terhadap PDB, Indonesia ternyata cukup tertinggal dibandingkan Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura, yang merupakan anggota Asean 5 atau lima negara dengan ekonomi terbesar di Asia tenggara. 

“Aset perbankan Indonesia tercatat 59,5 persen terhadap PDB. Nilainya menjadi yang terendah dibandingkan dengan Filipina sebesar 99,2 persen, Thailand 146,6 persen, Malaysia 198,6 persen, terlebih Singapura yang mencapai 572,1 persen,” paparnya. 

Indikator lain tentang kapitalisasi pasar modal Indonesia terhadap PDB. “Indonesia berada di 48,3 persen. Sebagai perbandingan, Filipina berada di 93,2 persen, Malaysia 109,9 persen, Thailand, 120,9 persen, dan Singapura 189,0 persen,” ujar Menkeu. 

Menurutnya, kondisi keuangan Indonesia mengindikasikan bahwa untuk masyarakat dalam menghimpun dana oleh industri keuangan, masih sangat terbatas, dan potensi pendalaman pasar berarti masih sangat besar. 

Baca Juga: Menkeu Beberkan Sektor Keuangan Indonesia, Tertinggal di Asean 5
Komoditas Meroket, Indonesia Berhasil Keluar dari Status ‘Fragile Five’

Kondisi serupa pun terjadi di sektor industri keuangan non bank (IKNB), dengan catatan aset industri asuransi 5,8 persen terhadap PDB dan aset dana pensiun 6,9 persen terhadap PDB. “Tetangga terdekat kita, Malaysia, mencatatkan aset industri asuransi 20,3 persen terhadap PDB dan aset dana pensiun 59,9 persen terhadap PDB,” kata Sri Mulyani. 

Menteri Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa biaya overhead dari perbankan Indonesia relatif tinggi daripada negara-negara Asean. “Hal itu terefleksi dari tingginya net interest margin yang berimbas kepada tingginya suku bunga pinjaman,” jelasnya.