Jelang KTT G20, IMF Ungkap Prospek Ekonomi Global Suram

Logo Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund/IMF

Editor: Yoyok - Senin, 14 November 2022 | 11:30 WIB

Sariagri - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan ekonomi global saat ini semakin suram. IMF menekankan kemungkinan adanya peningkatan risiko di masa mendatang. 

Menurut IMF, ekonomi global saat ini lebih suram dari yang diproyeksikan bulan lalu sehingga IMF memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2023 menjadi 2,7 persen  dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,9 persen . 

Dalam laporan yang dirilis menjelang KTT G20 di Indonesia, IMF mengkonfirmasi bahwa prospek lebih suram khususnya di Eropa. "Aktivitas manufaktur dan jasa mengisyaratkan kelemahan di sebagian besar ekonomi utama G20, dengan aktivitas ekonomi akan berkontraksi sementara inflasi tetap tinggi," ungkap IMF, Minggu (13/11/2022). 

Beberapa faktor suramnya ekonomi global yang disampaikan IMF antara lain adalah pengetatan kebijakan moneter yang dipicu oleh inflasi yang terus bertumbuh serta momentum pertumbuhan yang lemah di China. 

IMF juga menyalahkan gangguan pasokan yang sedang berlangsung dan kerawanan pangan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. "Tantangan yang dihadapi ekonomi global sangat besar dan indikator ekonomi yang melemah menunjukkan tantangan lebih lanjut ke depan. Pengambilan kebijakan saat ini benar-benar tidak pasti," lanjut IMF. 

IMF menyebut krisis energi yang memburuk di Eropa akan sangat merugikan pertumbuhan dan meningkatkan inflasi. Di waktu yang sama, inflasi tinggi yang berkepanjangan dapat mendorong kenaikan suku bunga kebijakan yang lebih besar dari yang diantisipasi. 

Baca Juga: Jelang KTT G20, IMF Ungkap Prospek Ekonomi Global Suram
Pertumbuhan Triwulan IV Akan Sedikit Termoderasi, Ini Penjelasan Menkeu Sri

Kombinasi beberapa faktor tersebut pada akhirnya akan menghasilkan pengetatan kondisi keuangan global lebih lanjut. 

"Hal itu pada waktunya akan menimbulkan peningkatan risiko krisis utang untuk negara dengan ekonomi rentan. Kondisi cuaca yang semakin parah juga akan merusak pertumbuhan di seluruh dunia," tutup IMF.