Kasus Covid di China Bikin Pasar Khawatir, Rupiah Akhir Pekan Melemah Tipis

Ilustrasi rupiah dan pecahan 100 dolar AS di jasa penukaran uang asing Dolar Indo, Melawai, Jakarta, beberapa waktu lalu. Antarafoto/Rivan Awal Lingga/rwa/pri.

Editor: Yoyok - Jumat, 25 November 2022 | 17:30 WIB

Sariagri - Nilai tukar rupiah melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (25/11) sore. Mata uang Garuda merosot 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp15.672 dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya Rp15.665 per dolar AS.

Rupiah tidak sendirian, hingga pukul 15.00 WIB, yen Jepang turun 0,09 persen, dolar Hong Kong turun 0,01 persen, dan yuan China melemah 0,14 persen. 

Sementara dolar Singapura naik 0,15 persen, dolar Taiwan menguat 0,37 persen, won Korsel menguat 0,30 persen, peso Filipina naik 0,17 persen, rupee India naik 0,13 persen, ringgit Malaysia menanjak 0,42 persen, dan baht Thailand naik 0,16 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah karena terseret kekhawatiran pelaku pasar terhadap lonjakan kasus Covid-19 di China. “Kekhawatian ini merusak sentimen positif terhadap aset berisiko karena sinyal kenaikan suku bunga acuan yang lebih kecil oleh Federal Reserve," kata Ibrahim.

China sebagai negara perekonomian terbesar di Asia sedang berjuang dengan rekor tertinggi dalam kasus Covid-19 harian, yang melihat penerapan kembali pembatasan ketat di beberapa kota besar. Langkah ini memicu keresahan publik di "Kota iPhone" Zhengzhou.

Rabu (23/11) waktu setempat atau Kamis (24/11) dini hari, risalah pertemuan Federal Reserve dipublikasikan. Hasilnya menunjukkan sebagian besar pejabat mendukung perlambatan laju kenaikan suku bunga acuan.

Risalah pertemuan November Federal Reserve menunjukkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Juga: Kasus Covid di China Bikin Pasar Khawatir, Rupiah Akhir Pekan Melemah Tipis
Hore! Dolar Terkapar di Asia, Rupiah Naik Jadi Rp15.665 per Dolar AS

Beberapa anggota Fed mendukung kenaikan suku bunga yang lebih kecil untuk mengukur dampak ekonomi dari kenaikan tajam suku bunga tahun ini. Pasar secara luas mengharapkan bank untuk menaikkan sebesar 50 basis poin pada bulan Desember, meskipun kenaikan selanjutnya kemungkinan akan ditentukan oleh lintasan inflasi AS.

Kenaikan suku bunga AS yang lebih kecil positif untuk mata uang Asia, karena memberi bank sentral regional lebih banyak ruang untuk memperketat kebijakan dan menyesuaikan kecepatan dengan Fed. “Tetapi pasar masih tetap tidak yakin kapan suku bunga AS akan mencapai puncaknya,” ujar Ibrahim.