Dolar Awal Pekan Loyo, Rupiah Menguat di Bawah Rp15.000 per Dolar AS

Ilustrasi - Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. Antara Foto/Puspa Perwitasari/aa.

Editor: Yoyok - Senin, 30 Januari 2023 | 17:30 WIB

Sariagri - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada akhir perdagangan awal pekan ini. Mata uang Garuda pada Senin (30/1/2023) sore menanjak 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp14.970 dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu Rp14.986 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat karena indeks dolar loyo menjauhkan diri dari palung delapan bulan menjelang serangkaian pertemuan bank sentral AS pekan ini. 

"Pergerakan dolar dibatasi oleh repricing ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang dovish dibandingkan dengan rekan-rekan bank sentral yang lebih hawkish. Namun, dolar berada di jalur untuk kerugian bulanan keempat berturut-turut lebih dari 1,5 persen karena ditekan oleh ekspektasi bahwa Fed mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga dan bahwa suku bunga tidak harus naik setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya,” ujar Ibrahim.

Sedangkan dari dalam negeri, Ibrahim menyebut kurs rupiah didukung oleh pernyataan Bank Indonesia (BI) untuk tetap waspada dan optimistis bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam menghadapi gejolak global yang tidak menentu. 

“Pertumbuhan ekonomi di 2023 diperkirakan di kisaran 4,5-5,3 persen, kemungkinan bisa mengarah ke 5 persen. Hal tersebut terjadi jika konsumsi masyarakat meningkat signifikan,: kata Ibrahim. 

Sedangkan inflasi inti pada semester pertama 2023 dipastikan berada di bawah 4 persen. Kemudian inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran di bawah 4 persen pada semester kedua 2023.  Dibandingkan dengan negara-negara didunia yang inflasinya masih tinggi.. 

Sejak 1-26 Januari 2023, tercatat aliran modal asing masuk bersih Rp48,08 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Hingga 17 Januari 2023, investasi portofolio mencatat arus masuk bersih (net inflow) sebesar 4,6 miliar dolar AS. Ini akan berdampak terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat. Hal itu karena seluruh faktor fundamental ekonomi memberikan justifikasi dasar untuk penguatan nilai tukar rupiah. 

Sementara itu, perekonomian Indonesia 2022 bisa tumbuh bias ke atas dengan kisaran 4,5-5,3 persen, yang didukung oleh kinerja ekspor yang kuat dan konsumsi swasta yang meningkat, capaian itu membanggakan dibandingkan dengan perekonomian global 2022 yang hanya tumbuh 3 persen. 

Inflasi pada Desember 2022 mencapai 5,51 persen, hal tersebut merupakan suatu capaian dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang banyak mengalami inflasi di atas 8 persen. Neraca transaksi berjalan Indonesia juga mencatat surplus pada triwulan ketiga 2022 sebesar 4,4 miliar dolar AS atau 1,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih tinggi dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 4 miliar dolar AS atau 1,2 persen PDB. 

Baca Juga: Dolar Awal Pekan Loyo, Rupiah Menguat di Bawah Rp15.000 per Dolar AS
Mata Uang Asia Berguguran, Rupiah Jadi Rp15.601 per Dolar AS

Hingga pukul 15.00 WIB, yen Jepang melemah 0,05 persen, dolar Hong Kong turun 0,10 persen, ringgit Malaysia turun 0,09 persen, dan peso Filipina tergerus 0,14 persen.

Sementara dolar Singapura stagnan, dolar Taiwan menguat 0,88 persen, won Korsel menguat 0,33 persen, rupee India menguat 0,13 persen, yuan China menguat 0,61 persen, dan baht Thailand menguat 0,23 persen.