Gagal Bertahan, Rupiah Akhir Pekan Merosot Jadi Rp14.894 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah dan pecahan 100 dolar AS di jasa penukaran uang asing Dolar Indo, Melawai, Jakarta, beberapa waktu lalu. Antarafoto/Rivan Awal Lingga/rwa/pri.

Editor: Yoyok - Jumat, 3 Februari 2023 | 16:00 WIB

Sariagri - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan merosot usai dirilisnya data klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) atau Unemployment Claims.

Kurs rupiah pada akhir perdagangan Jumat (3/2/2023) melemah tipis 5,5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.894 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.888 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Amru Syifa, kepada Antara mengatakan rupiah melemah karena dolar AS mengalami penguatan setelah kebijakan perlambatan kenaikan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin serta dirilisnya data US Unemployment Claims yang menurun.

Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga targetnya sebesar seperempat persentase poin pada Rabu (1/2/2023), namun terus menjanjikan peningkatan berkelanjutan dalam biaya pinjaman sebagai bagian dari pertempuran yang masih belum terselesaikan melawan inflasi.

Amru menuturkan data klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS memperlihatkan penurunan menjadi 186.000 dari data sebelumnya 192.000. Angka tersebut mencerminkan berkurangnya pekerja yang mengklaim tunjangan pengangguran di AS serta menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja di tengah tingginya suku bunga acuan.

Selain itu, pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja AS terkait Non-Farm Employment Change atau perubahan jumlah tenaga kerja di luar bidang pertanian pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: Gagal Bertahan, Rupiah Akhir Pekan Merosot Jadi Rp14.894 per Dolar AS
Rupiah Kian Melemah Jadi Rp15.623 per Dolar AS

US Non-Farm Employment Change diprediksi di angka 193.000 dibandingkan sebelumnya 223.000, dan tingkat pengangguran AS diproyeksikan di level 3,6 persen dari level 3,5 persen.

Sedangkan dari dalam negeri, pasar masih menunggu rilis data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara tahunan dengan rilis data sebelumnya berada di level 5,72 persen dan perkiraan berada di level 4,8 persen.