Mata Uang Asia Berjatuhan, Rupiah Kembali di Atas Rp15 Ribu per Dolar AS

Ilustrasi - Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. Antara Foto/Puspa Perwitasari/aa.

Editor: Yoyok - Senin, 6 Februari 2023 | 18:00 WIB

Sariagri - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat [AS] anjlok di pasar spot pada akhir perdagangan awal pekan ini, Senin [6/2/2023]. Mata uang Garuda terhempas 162 poin atau 1,08 persen menjadi Rp15.055 dibandingkan posisi akhir pekan lalu Rp14.893 per dolar AS.

Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang di kawasan Asia kalah melawan dolar AS, kecuali yuan China menguat 0,22 persen. Sementara yen Jepang anjlok 0,66 persen, dolar Hong Kong turun 0,02 persen, dolar Singapura turun 0,05 persen, dolar Taiwan anjlok 0,95 persen.

Kemudian, won Korsel ambyar 1,95 persen, peso Filipina ambyar 1,34 persen, ringgit Malaysia melemah 0,22 persen, rupee India anjlok 1,01 persen, dan baht Thailand melemah 0,30 persen.

Analis pasar uang PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan hari ini dolar bertahan menguat setelah data tenaga kerja AS yang jauh lebih kuat dari ekspektasi memicu kekhawatiran pasar bahwa bank sentral AS atau The Fed akan tetap agresif pada kebijakan suku bunga.

Diketahui, data tenaga kerja AS memperlihatkan penambahan tenaga kerja sebesar 517.000 dibandingkan ekspektasi yang hanya 185.000. Hal itu akan memicu kekhawatiran apabila The Fed akan lebih leluasa untuk terus mempertahankan kebijakan kenaikan suku bunga tanpa kekhawatiran perlambatan pada ekonomi.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat [3/2/2023] melaporkan bahwa data gaji nonpertanian [non-farm payroll/NFP] AS meningkat 517.000 pada Januari, jauh lebih baik dari yang diharapkan 187.000. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen, level yang tidak terlihat sejak Mei 1969.

Sedangkan dari dalam negeri, Ibrahim menyebut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 mencapai 5,31 persen atau kembali pada level seperti sebelum pandemi. BPS menyatakan, seluruh lapangan usaha sepanjang tahun lalu menunjukkan pertumbuhan positif. Sedangkan pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal keempat 2022 sebesar 5,01 persen year on year (yoy).

Seluruh lapangan usaha tumbuh positif sepanjang kuartal keempat tahun lalu. Sektor unggulan seperti industri, pertambangan, pertanian, perdagangan, dan konstruksi masih terus melanjutkan tren positif di tiga bulan terakhir 2022. Adapun lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yakni transportasi dan pergudangan yang tumbuh 16,99 persen serta akomodasi dan makan minum 13,81 persen.

Baca Juga: Mata Uang Asia Berjatuhan, Rupiah Kembali di Atas Rp15 Ribu per Dolar AS
Fed Isyaratkan Perlambat Naikkan Bunga, Rupiah Rabu Sore Menguat

Dengan kinerja positif sepanjang kuartal keempat yang melanjutkan kuartal sebelumnya, total pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2022 sebesar 5,31 persen. Setelah pada 2020 mengalami kontraksi minus 2,07 persen dan 3,7 persen pada 2021. Angka pertumbuhan 2022 juga merupakan yang tertinggi sejak 2013 yang mencapai 5,56 persen.

Setelah melihat data PDB di tahun 2022 stabil, maka akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi 2023 akan tetap tangguh di tengah ketidakpastian ekonomi global yamh di bayang-bayangi resesi, meski sudah menunjukkan tanda-tanda mereda. Sedangkan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik, karena kegiatan ekspor diperkirakan akan melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global.