Ekonomi Global Melambat, Pemerintah Optimistis Pertumbuhan 2023 Tetap Kuat

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa September 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (26/9/2022). (Anatar/Agatha Olivia Victoria)

Editor: Yoyok - Selasa, 7 Februari 2023 | 10:00 WIB

Sariagri - Pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 masih akan tetap kuat, meskipun dihadapkan pada prospek melambatnya perekonomian global dan risiko ketidakpastian yang masih sangat tinggi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Indonesia tahun 2022 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen  [c-toc], menunjukkan pertumbuhan yang kuat di tengah perlambatan ekonomi global, jauh melampaui pertumbuhan tahun 2021 yang tercatat sebesar 3,7 persen  [c-to-c]. Sementara itu, PDB triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 5,01 persen  [yoy] atau tumbuh 0,4 persen  [qtq] dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Alhamdulillah meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik," kata Sri Mulyani, Selasa  [7/2/2023].

Efektivitas kebijakan penanganan pandemi Covid-19 berperan besar dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi. Akselerasi program vaksinasi dan pendekatan yang tepat dalam penerapan pembatasan sosial masyarakat yang adaptif secara efektif mengendalikan penularan Covid-19 sekaligus menjaga aktivitas ekonomi untuk dapat pulih lebih cepat.

"Berbagai program pemulihan ekonomi melalui Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional  [PC-PEN] yang didukung oleh kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah memberikan dorongan besar bagi akselerasi pemulihan ekonomi nasional di tahun 2022," ujar Sri Mulyani.

Menurutnya, laju pemulihan yang sangat kuat di tahun 2022 menjadi pijakan yang kokoh bagi perekonomian nasional untuk menghadapi tantangan jangka pendek sekaligus untuk melanjutkan agenda pembangunan jangka menengah-panjang.

"Indikator perekonomian terkini juga terus menunjukkan tren ekspansif, termasuk indeks PMI manufaktur Indonesia yang pada bulan Januari 2023 meningkat cukup signifikan," jelas Sri Mulyani.

Namun demikian, Pemerintah tetap akan terus memantau risiko perekonomian dunia saat ini. Risiko ketidakpastian masih cukup tinggi, meskipun risiko perlambatan ekonomi dunia diindikasikan mulai melunak.

Dalam World Economic Outlook terbitan Januari 2023, IMF memprediksi pertumbuhan global tahun 2022 dan 2023 sebesar 3,4 persen dan 2,9 persen, atau lebih tinggi 0,2 p.p. dibanding proyeksi sebelumnya pada Oktober 2022. Revisi ke atas ini didorong penguatan kinerja di beberapa negara besar sejak akhir 2022 dan mulai meredanya tekanan inflasi dunia yang diprediksi melambat secara gradual di tahun 2023.

Keberlanjutan agenda reformasi struktural untuk mempercepat transformasi ekonomi akan terus dijaga guna memperkokoh struktur dan akselerasi kinerja ekonomi nasional. APBN 2023 juga telah dipersiapkan agar senantiasa waspada namun optimis kepada potensi perekonomian ke depan.

Baca Juga: Ekonomi Global Melambat, Pemerintah Optimistis Pertumbuhan 2023 Tetap Kuat
Ekonomi Dunia Kian Suram, Risiko Pandemi Bergeser Jadi Gejolak Ekonomi

Kesehatan fiskal tetap menjadi perhatian penting agar mampu secara cepat dan tepat dalam menyasar isu-isu kritikal, termasuk dalam pengendalian inflasi, stabilitas perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan investasi yang lebih kuat.

"Berkat kerja keras APBN sebagai peredam tekanan global, Indonesia masih menjadi negara dengan predikat The Bright Spot di tengah guncangan global saat ini. Ini yang harus terus kita jaga dengan tetap optimis, namun juga waspada," pungkas Menkeu.