Dolar Menang di Asia, Rupiah Rabu Sore Jadi Rp15.206 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah terhadap dolar AS di sebuah money changer (antarafoto)

Editor: Yoyok - Rabu, 15 Februari 2023 | 16:00 WIB

Sariagri - Dolar menguat di pasar Asia pada Rabu (15/2/2023) sore karena didukung data inflasi Amerika Serikat (AS) yang tinggi sehingga kebijakan suku bunga melambung bakal lebih lama dari yang diperkirakan investor. Rupiah sendiri pada sore ini melemah 40 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.206 dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya Rp15.166 per dolar AS.

Selain rupiah, hingga pukul 15.00 WIB, yen Jepang menurun 0,17 persen, dolar Singapura melemah 0,50 persen, dolar Taiwan melemah 0,35 persen, won Korsel anjlok 1,03 persen.

Kemudian, peso Filipina melemah 0,59 persen, rupee India turun 0,08 persen, yuan China tergerus 0,29 persen, ringgit Malaysia ambyar 0,98 persen, dan baht Thailand ambyar 1,07 persen. Sedangkan dolar Hong Kong naik 0,07 persen. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan sebagian besar mata uang Asia kalah menghadapi dolar AS karena data inflasi Amerika Serikat yang tinggi memperkuat kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral AS, Federal Reserve.

"Kendati perubahan indeks harga konsumen AS sejalan dengan ekspektasi namun tingkat tahunan sebesar 6,4 persen berada di atas perkiraan," kata Ibrahim.

Sedangkan dari dalam negeri, Ibrahim menyebut laporan Badan Pusat Statistik tentang Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) bulan Januari 2023 yang surplus 3,87 miliar dolar AS atau sekitar Rp 58,9 triliun menjadi penahan rupiah melawan dolar AS. “Surplus neraca perdagangan selama 33 bulan ini menjadi katalis bagi pelaku pasar terhadap nilai tukar rupiah,” katanya.

Baca Juga: Dolar Menang di Asia, Rupiah Rabu Sore Jadi Rp15.206 per Dolar AS
Inflasi Januari Melandai, Rupiah Rabu Sore Naik Jadi Rp14.975 per Dolar AS

Rupiah juga mendapat dukungan dari laporan Bank Indonesia (BI) tentang Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan keempat  2022 yang tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan keempat  2022 tercatat sebesar 396,8 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada triwulan keempat 2022 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 6,7 persen (yoy).

Kontraksi pertumbuhan itu terutama bersumber dari ULN Pemerintah dan sektor swasta. Perkembangan posisi ULN pada triwulan keempat 2022 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.