Rupiah Akhir Pekan Merosot, Efek Kemungkinan The Fed Naikkan Suku Bunga

Ilustrasi - Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. Antara Foto/Puspa Perwitasari/aa.

Editor: Yoyok - Jumat, 17 Februari 2023 | 22:00 WIB

Sariagri - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan di pasar spot pada akhir pekan ini merosot seiring dengan kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Fed.

Kurs rupiah pada Jumat (17/2/2023) sore ditutup melemah 51 poin atau 0,34 persen ke posisi Rp15.210 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.159 per dolar AS.

Analis DCFX Futures, Lukman Leong kepada Antara mengatakan rupiah tertekan oleh dolar AS yang kembali menguat setelah data Producer Price Index (Indeks Harga Produsen) AS yang lebih tinggi dari perkiraan.

Lukman mengatakan dolar AS juga menguat setelah ada pernyataan hawkish dari Presiden Fed St Louis Fed Bullard terkait kemungkinan kenaikan 50 basis poin (bps) pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya.

Dolar melonjak mencapai level tertinggi enam minggu terhadap sekeranjang mata uang di sesi Asia pada Jumat sore, karena serangkaian data ekonomi yang tangguh dari Amerika Serikat meningkatkan ekspektasi pasar bahwa lebih banyak kenaikan suku bunga akan segera terjadi.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen AS untuk permintaan akhir rebound 0,7 persen pada Januari, kenaikan terbesar sejak Juni, setelah turun 0,2 persen pada Desember. Selain itu, klaim pengangguran awal AS turun 1.000 menjadi 194.000 dalam pekan yang berakhir 11 Februari.

Pasar sekarang memperkirakan suku bunga AS mencapai puncaknya di 5,28 persen pada Juli dan tetap di atas 5,0 persen hingga akhir tahun.

Lukman menuturkan rupiah berpotensi melemah walau didukung oleh beberapa data ekonomi domestik yang kuat akhir-akhir ini seperti perekonomian Indonesia pada tahun 2022 yang berhasil tumbuh 5,31 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) menurun secara tahunan menjadi 5,28 persen year on year (yoy) pada Januari 2023, dari 5,51 persen yoy pada Desember 2022.

Baca Juga: Rupiah Akhir Pekan Merosot, Efek Kemungkinan The Fed Naikkan Suku Bunga
Rupiah Kian Melemah Jadi Rp15.623 per Dolar AS

Di samping itu, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen, yang dinilai memadai untuk menekan inflasi, sehingga tidak perlu ada kenaikan.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan cenderung tumbuh lebih tinggi atau bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen, didorong kenaikan ekspor dan semakin membaiknya permintaan domestik khususnya konsumsi swasta.