Harga Komoditas Melonjak, Transaksi Berjalan RI Surplus USD13,2 Miliar

Editor: Yoyok - Senin, 20 Februari 2023 | 15:00 WIB
Sariagri - Bank Indonesia [BI] melaporkan surplus neraca transaksi berjalan atau current account pada 2022 mencapai 13,2 miliar dolar AS atau 1 persen dari produk domestik bruto (PDB), terkatrol harga komoditas dan ekspor yang tinggi sepanjang tahun lalu.
Reuters yang mengutip data Bank Dunia menyebutkan, surplus current account Indonesia itu terbesar sejak 2009 dalam hal persentase PDB.
"Kinerja tersebut terutama ditopang peningkatan ekspor sejalan dengan tingginya harga komoditas global dan permintaan komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring membaiknya perekonomian domestik," kata BI seperti dikutip, Senin [20/2/2023].
Surplus neraca transaksi berjalan Indonesia juga membantu rupiah relatif tetap stabil terhadap dolar AS yang begitu perkasa tahun lalu.
Sepanjang 2022, ekspor barang Indonesia mencapai rekor tertinggi tahunan sebesar 291,98 miliar dolar AS, menghasilkan surplus perdagangan 54,46 miliar dolar AS pada tahun itu, yang juga merupakan rekor tertinggi.
Indonesia adalah eksportir minyak kelapa sawit dan batu bara terbesar di dunia. Indonesia juga merupakan pemasok utama produk timah, tembaga, karet dan nikel, di antara komoditas lainnya.
Sementara itu, neraca pembayaran Indonesia pada 2022 mencapai 4 miliar dolar AS atau lebih rendah dari 13,5 miliar dolar AS tahun sebelumnya.
Sementara David Sumual, ekonom Bank Central Asia, mengatakan surplus neraca transaksi berjalan yang tinggi mungkin tidak akan terulang tahun ini karena harga komoditas utama relatif moderat dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Harga Komoditas Melonjak, Transaksi Berjalan RI Surplus USD13,2 MiliarBPS Catat Harga Komoditas di Tingkat Global Relatif Lebih Rendah
"Saya kira ekspor tahun ini tidak sebaik tahun lalu, .ekonomi dalam negeri juga membaik, artinya impor produk juga akan lebih tinggi," ujarnya.
Dia memproyeksikan neraca transaksi berjalan Indonesia pada tahun ini bisa mencapai defisit sekitar 0,5 persen dari PDB.
Menurut BI, pada kuartal terakhir 2022, Indonesia membukukan surplus neraca pembayaran sebesar 4,7 miliar dolar AS, sedangkan surplus neraca transaksi berjalan mencapai 4,3 miliar dolar AS atau setara dengan 1,3 persen dari PDB.