Rupiah Selasa Sore Menguat Tipis Jadi Rp15.260 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah dan pecahan 100 dolar AS di jasa penukaran uang asing Dolar Indo, Melawai, Jakarta, beberapa waktu lalu. Antarafoto/Rivan Awal Lingga/rwa/pri.

Editor: Yoyok - Selasa, 28 Februari 2023 | 19:00 WIB

Sariagri - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) naik tipis di penutupan perdagangan pasar spot, Selasa (28/2/2023). Penguatan rupiah di saat  indeks dolar AS menguat, karena sentimen positif atas optimisme pelaku pasar terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.

Hingga pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup pada level Rp15.260 per dolar AS, naik 10 poin atau 0,06 persen dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya  Rp15.270 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat pada hari ini. "Penyebabnya adalah ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve AS harus menaikkan suku bunga acuan lebih besar dari perkiraan semula, menyusul serangkaian data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat," kata Ibrahim.

Ketahanan negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut telah memberikan alasan bagi para pembuat kebijaekan Fed untuk tetap hawkish. "Investor sekarang mengharapkan suku bunga acuan the Fed mencapai puncaknya tepat di atas 5,4 persen pada bulan September 2023," ujar Ibrahim.

Rilis data inflasi dan tenaga kerja AS membuat ekspektasi kenaikan suku bunga berubah seketika. Sebelumnya puncak suku bunga bank sentral The Fed tahun ini diprediksi 4,75 persen - 5 persen, tetapi pelaku pasar kini memprediksi The Fed Federal Funds Rate (FFR) mencapai 5,25 persen - 5 persen pada Juni 2023.

Namun, melihat penurunan inflasi yang tidak sebesar ekspektasi, serta data tenaga kerja yang kuat, pasar kini menanti apakah ada perubahan lagi dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell nantinya. Powell sebelumnya juga secara gamblang menyatakan suku bunga bisa naik lebih tinggi dari proyeksi jika inflasi kembali naik.

Dari dalam negeri, Ibrahim melihat ekonomi global di tahun 2023 cenderung melambat namun tidak akan jatuh ke lubang resesi. Pada saat yang sama, kondisi ekonomi Indonesia cukup punya ketahanan pada 2022 di mana ekonomi tumbuh 5,3 persen. Hal ini menjadi bekal Indonesia untuk optimis pada 2023, sehingga menjadi sentimen positif yang membuat kurs rupiah bisa menguat tipis meski indeks dolar AS juga menguat.

Baca Juga: Rupiah Selasa Sore Menguat Tipis Jadi Rp15.260 per Dolar AS
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Laporan Indeks Harga Konsumen AS

"Optimisme pelaku pasar ini ditopang kuatnya konsumsi domestik meski inflasi sektor pangan harus terus dipastikan terkendali," tutup Ibrahim.

Selain itu, Bank Indonesia terus melakukan strategi bauran ekonomi guna untuk mengendalikan inflasi dengan cara menaikan suku bunga acuan dan suku bunga kredit. BI juga melakukan intervensi di pasar valas, obligasi di perdagangan Domestic Non-Deliverable Forwade [DNDF] dengan menggunakan rupiah sebagai alat intervensinya dan tidak lagi menggunakan mata uang dolar AS.